Insomnia Notes
  • Home
  • Daftar Isi
  • Static Page
    • Tentang Saya
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
  • My Trip
    • Bali
    • Jawa Barat
    • Jawa Timur
    • Kalimantan Barat
  • Hobi
    • Aquascape & Ikan Hias
    • Berkebun
    • Blogging
    • Film
  • Diary
    • Catatan
    • OpiniParenting
    • Reuni

Home Jawa Barat Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Jery Yanuarlan January 29, 2019 15


Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Foto di atas adalah foto lama, diambil sekitar 10 tahun lalu di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat kala mendung  menggelayuti kota Bandung, di sebuah senja. Ah, kok jadi kangen masa-masa itu ya...heuheu, apalagi yang jepret foto ini adalah si dia yang antara saya dan dirinya kini sudah jauh terpisah tak pernah lagi bertemu tatap. Well, namanya juga darah muda ya, kala banyak rasa menggelegak dalam dada menjadikan tiap episode hidup selalu seru bak adegan drama. Tiap tempat yang disinggah akan tercatat dalam kenangan, ia tak hanya nampak di mata dan berlalu begitu saja, tapi akan jauhhh membekas dalam memori dan mengendap di alam bawah sadar *ini ngomongin apa sih.

Betewe, kenapa saya post foto lawas di artikel kali ini adalah karena, saya sedang terkenang pada tempat ini gegara kemarin-kemarin nonton Preman Pensiun. Seperti kita ketahui, film Preman Pensiun ini berkisah tentang mantan-mantan preman yang tobat, dan berusaha menjalani kehidupan seperti yang seharusnya, sebagaimana mestinya seperti kebanyakan orang, jauh dari perkelahian, dan kekerasan. Film bergenre drama komedi ini mulanya tampil sebagai serial di layar kaca, dan belum lama ini diangkat ke layar lebar.

Salah Satu Scene Serial Preman Pensiun.
Salah Satu Scene Serial Preman Pensiun. Img dari wowkeren.com

Di serialnya dulu, berbagai adegan Preman Pensiun di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat ini selalu jadi  andalan. Pun dalam layar lebarnya kemarin, ada salah satu scene yang memperlihatkan Kang Mus, sang tokoh utama, bertemu dengan mantan anak buahnya di tempat ini. Jadi mungkin bisa dibilang tempat ini seolah jadi "ruh" nya fim tersebut, harus bin wajib ada pada tiap episode.

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Jalan Dipatiukur ini sejatinya bukanlah tempat rekreasi, melainkan suatu ruang terbuka publik di pusat kota, yang bisa dikunjungi bebas tak terikat tiket layaknya suatu tempat wisata. Tapi entah kenapa, monumen ini memang selalu saja menarik tuk dikunjungi layaknya tempat wisata. Monumen yang berdiri gagah di pusat kota Bandung ini seolah punya pesona dan kharisma tersendiri.

Menilik sejarahnya, monumen yang berhadap-hadapan langsung dengan Gedung Sate selaku ikon kota Bandung lainnya ini, diresmikan tahun 1995 oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, Raden Nana Nuriana. Jika sobat berkunjung ke sini, sobat bisa melihat relief yang melukiskan bagaimana heroiknya perjuangan rakyat Jawa Barat kala melawan penjajah, relief itu dapat dijumpai pada dinding monumen. Pun, di dinding monumen juga terdapat sejenis prasasti dalam bahasa Sunda yang menceritakan tentang Jawa Barat.

Jangan kira wujud monumen ini hanya fisik bangunan yang terlihat saja, sebab di bawah monumen ini masih ada sisi lain yang bisa dieksplore yaitu berupa ruang bawah tanah. Untuk masuk ke ruang bawah ini pun sama, pengunjung tak dipungut biaya sepeserpun. Oh ya, kalau mau masuk ke monumen ini bisa menggunakan pintu samping/belakang ya, karena pintu depan memang hampir tak pernah dibuka.  

Bagi sobat yang ingin lebih banyak tahu tentang cerita perjuangan dan sisi heroik rakyat Jawa Barat kala menghadapi penjajah di masa lalu, berkunjung ke monumen ini sangat disarankan. Hanya saja, yang biasa jadi kendala bagi pengunjung adalah, setiap harinya ruas jalan di sekitar monumen jadi salah satu simpul kemacetan di kota Bandung, apalagi di hari libur. Jadi kalau sobat mau berkunjung ke sini, siap-siapin fisik dulu lha ya untuk menghadapi kemacetan, apalagi kalau perjalanan dieksekusi hari minggu pas ada pasar tumpah :)
Tags: Bandung Film Jawa Barat
Share:
Buka Komentar
Tutup Komentar
Djangkaru Bumi said...

Monumennya unik, walau masih ada mirip-mirip bambu runcingnya tapi punya ciri khas tersendiri. Hebat banget, masih punya koleksi photo lawas, kalau saya mah sudah terhapus semua.

29 January 2019 at 22:17
Mang Lembu said...

jiah mang jeri masuk kota euy....kade kesasar setelah keluar dari komplek Monumen Perjuangannya mang, kalau nyasar...buru-buru pegangin jempol kakinya sendiri yah...

betewe jaman kuliah di itenas 1 km dari situ.... Monumen itu belum ada dan masih jadi tempat mojokin cewe kampus itu teh mang....#mengenangmasayangmanis

30 January 2019 at 08:26
Mang Lembu said...

bambu runcing sebelah mananya, coba?

30 January 2019 at 08:26
Mang Lembu said...

foto koboi gw waktu jaman batu kok bisa ada di situh sih?

30 January 2019 at 08:28
Jeryanuar said...

Iyah untungnya masih kesave di fb, fotonya. Foto asli hasil jepretnya mah udah kelaut

30 January 2019 at 20:06
Jeryanuar said...

Bambu runcing sebelah situnya

30 January 2019 at 20:06
Jeryanuar said...

Iwh lamun kesasar mah gampil atuh disana mah banyak neng geulis tinggal naros. Lagian moal nyasar kan ini teh daerah kekuasaan tempat ngedate *mengenangmasayangmanisjuga

Mojok di tengah kota awas digerebeg satpol PP Mang

30 January 2019 at 20:08
Jeryanuar said...

Weh eta nu mau duel sama Kang Mus teh, Mang Lembu?

30 January 2019 at 20:09
Anisayu Nastutik said...

Monumennya gagah dan megah
Segagah sejarah melukis kenangan indah
Seindah preman berubah kisah

30 January 2019 at 22:30
Asnaji said...

Bambu runcing sebelah paha kan ?

31 January 2019 at 04:34
Asnaji said...

eh ada pak kades blegedes disini ...piye kabar...kewarasan?

31 January 2019 at 04:36
Prisca Aditya said...

suka nih aku yg beginian. Tapi ga suka macetnya. Emg doyan bgt ya kita yg suka ngumpul di satu titik gt bikin macet wkwkkw

31 January 2019 at 21:07
Digital Poin said...

Bersyukur banget di kotanya mas ada monumen perjuangan, keren dan menjadi bukti sejarah.. kalau di kota saya tidak anda...

1 February 2019 at 06:00
ABD KADIR Rusdi said...

wah berarti mas ini awet muda nggak perubahan itu mah dengan foto sekarang

3 February 2019 at 14:35
Dwi Sugiarto said...

Sayang ya saya sempat tinggal diBandung 3 tahun tapi nggak ada fotonya....pernah kesini nggak ya...kalau Gasibu sering, Alun alun apalagi. Kangen euy ka Bandung....

3 February 2019 at 17:36

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments ( Atom )

Sumedang

Artefak Sumedang Budaya Sumedang Budaya Sunda Cerita Mistis Sumedang Cerita Rakyat Sumedang Cerita Sejarah Sumedang JJS Sumedang Kampus Khas Daerah Kuliner Khas Sumedang Landmark Sumedang Mitos Sumedang Mitos Sunda Pamali Rumah Pintar Situs Sumedang Sosok Sumedang Tempo Dulu Tradisi Sumedang Video Wana Wisata Sumedang Wisata Air Terjun Sumedang Wisata Religi Sumedang Wisata Sejarah Sumedang Wisata Sumedang

Sunda

Buah Kampung Budaya Sunda Cerita Rakyat Sunda Istilah Sunda Kuliner Tradisional Manfaat Lalapan Mitos Sunda Pamali Peribahasa Sunda Permainan Tradisional Wayang Golek
Creative by OddThemes

Author

Jery Yanuarlan
Seorang Blogger yang kerap kali bermesra dengan insomnia. Selengkapnya tentang saya, klik di sini

Populer Minggu Ini

  • Kisah Hanjuang di Kutamaya
  • Tanaman Darat Untuk Aquascape, Rane
  • Tampomas, Bandros-nya Sumedang
  • Julang Ngapak, Filosofi Sebuah Bangunan
  • Agar Putsa Berbuah Lebat dan Besar
  • Sasakala Gunung Geulis
  • Tanaman Darat Untuk Aquascape, Bambu Rejeki
  • Contoh Laporan Akhir Divisi SDM Panwaslu Kecamatan
  • Punggawa Panurung Keraton Sumedang Larang
  • Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Powered by Blogger.