Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Nikmati Alam Gurung Makai Kapuas Hulu

Berwisata Ke Gurung Makai

Ini adalah petualangan saya di tahun 2011 lalu, tepatnya ketika saya berkesempatan bermukim di salah satu tempat yang awalnya terasa begitu asing, namun kemudian justru membuat kerasan, Kota Putussibau di Kabupaten Kapuas Hulu. Salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat ini sama dengan tempat-tempat di Borneo lainnya, menyajikan budaya dayak yang begitu kental, hutan-hutan lebat, rawa-rawa, hingga jalanan yang seolah sudah menjadi “khas”nya daerah terluar Indonesia. Oh ya, Kabupaten Kapuas Hulu ini bisa dibilang adalah salah-satu daerah di Kalimantan yang menjadi beranda Indonesia, hamper-hampir berbatasan langsung dengan Malaysia.

“Ayoklah kita main, Kang! Mumpung libur,”

“Iya Nuan, jangan diam di kost magang lha!”

Begitulah kira-kira ajakan beberapa teman saat itu, mengajak saya sedikit merefresh pikiran, berlibur, kala otak sedang penat-penatnya karena kerjaan. Nuan adalah bahasa setempat yang kurang lebih artinya “anda, kamu,” sedang magang berarti “saja”.

Dan...cusss...tanpa banyak basa-basi lagi kita langsung meluncur ke salah satu tempat wisata yang ada di sekitaran Putussibau, Gurung Makai namanya. Perjalanan kita mulai dengan jalan yang dominan mulus di perkotaan, hingga lebat hutan menyajikan jalan bergelombang dan berbatu yang jadi tantangan tersendiri.

Berbicara tentang Gurung Makai, ia adalah nama salah satu objek wisata di Kabupaten Kapuas Hulu yang cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik setiap tahunnya, terutama pada saat hari Raya Idul Fitri dan hari libur lainnya. Ia menjadi pilihan karena mudah ditempuh melalui akses jalan darat dengan menggunakan sepeda motor ataupun mobil,dan jaraknya pun relatif dekat dengan pusat kota, dimana akses jalan juga relatif cukup bagus.

Satu jam menyusur jalan raya Sintang – Putussibau, ditambah setengah hingga satu jam lagi menuju lokasi, itu terhitung cukup dekat lha ya untuk ukuran Kalimantan. Dan di jalan masuk setelah pertigaan menuju Sintang – Putussibau inilah kelihaian berkendara kita diuji, karena jalanan berbatu terhampar sejauh mata memandang hehe.

Objek wisata Gurung Makai ini terletak di Desa Sukamaju Kecamatan Mentebah. Menyajikan jeram sungai Suruk, keberadaannya cukup dikenal oleh masyarakat di sekitar Mentebah hingga Putussibau. Hingga bisa dibilang, tempat yang menjadikan bukit dan deras sungai sebagai objek explorasi ini menjadi salah-satu tempat favorit warga untuk menghabiskan waktu luang.

Berwisata Ke Gurung Makai

Untuk sampai ke deras sungai yang menjadi spot utama, terlebih dulu kita harus naiki dan turuni bukit yang menyambut kita setelah gerbang masuk. Pun juga Kita harus meniti tangga satu-persatu, dengan hati-hati. Dulu, sewaktu saya berkunjung ke sini, katanya tangga inilah yang banyak dikeluhkan oleh pengunjung, karena dianggap membahayakan karena tidak diberi pengaman yang memadai.

Lalu apa sih yang bisa kita nikmati di Gurung Makai ini? Tentunya banyak pilihan asalkan kita bisa lebih kreatif. Saya sendiri bermain “oray-orayan” (sunda, red) dan lainnya bersama teman-teman, di bebatu yang berada di tengah jeram deras. Kita juga bisa berenang menyebrangi sungai, untuk sampai di dinding bebatu yang elok rupanya. Tapi bagi yang belum mahir berenang, jangan-coba-coba lah melakukan hal itu, bisa terbawa hanyut!! Apalagi konon katanya kedalaman sungainya tak main-main.

Suara alam begitu menenangkan di sini, suara burung-burung, deburan air, hingga desir angin benar-benar memfokuskan pikir kita untuk menikmati apa yang tersaji. Untuk menikmati alam sekitar, saya sendiri pernah berburu sejenis ikan pleco yang terperangkap di cekung bebatuan, lumayan kan ikannya bisa jadi koleksi di aquascape! Hehe. Sepertinya ikan itu terperangkap di cekung bebatuan setelah terbawa luap air pasang..

Keindahan Gurung Makai semakin sempurna saat matahari terbenam. Ya, dikelilingi oleh bukit bukit tinggi khas Kalimantan, itu akan menyajikan matahari terbenam seolah ditelan oleh bukit yang masih rimbun oleh tanaman hutan dengan usia ratusan tahun.

Jepret duluuu

Mari Bergaya

Rehat Sejenak

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar