Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Sudah Jangan Ke Jatinangor

Gapura Menuju Kecamatan Jatinangor (2013)

Bukan, bukan maksud admin melarang sobat untuk datang atau berkunjung ke Kecamatan Jatinangor, salah satu kecamatan di Sumedang yang berbatasan langsung dengan kota Bandung ini menjadi etalase Kabupaten Sumedang, yang hebatnya pembangunannya justru lebih pesat dibanding kota Sumedangnya sendiri.

Hal tersebut salah satunya adalah imbas perluasan atau limpahan pembangunan dari kota Bandung ke daerah sekelilingnya dalam misi membangun megapolitan Bandung Raya. Sayangnya, tampaknya kurangnya kontrol dan pengawasan dari pemerintah setempat menjadikan pembangunan di Jatinangor terkesan semrawut tak terkendali, tak heran jika pada akhirnya Jatinangor menjadi salah satu simpul kemacetan di Sumedang.

Kembali ke topik judul diatas, jika dulu admin pernah share sebuah lagu atau Video Klip yang memparodikan lagu Pegassus Fantasy dari band Indie Jafunisun asal Bandung yang berjudul Tahu Sumedang, kali ini admin akan coba mengulas sebuah lagu lainnya yang berkaitan dengan Sumedang, lebih tepatnya lagi tentang Jatinanor, salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang. Lagunya berjudul "Sudah Jangan Ke Jatinangor".

Menara Loji, Salah Satu Bangunan Bersejarah di Jatinangor

Insomnia yang melanda, ditemani beberapa artikel dan berita dari media online tentang kehidupan dan bangunan-bangunan bersejarah di Jatinangor, membuat admin teringat kembali kenangan semasa tinggal di tempat ini dan ingin menulisnya disini. Namun karena sedianya blog WS bukan tempat untuk curhat pibadi, jadi daripada inspirasinya lari dan hilang begitu saja admin cari lah kira-kira hal apa yang bisa diceritakan dari kecamatan Jatinangor ini, dan pilihan pun jatuh pada lagu "Sudah Jangan ke Jatinangor".

Sebenarnya secara tersirat lagu ini bukan menceritakan tentang daerah Jatinangor, namun mengisahkan tentang seseorang yang merindukan seseorang lainnya di Jatinangor. Lagu ini merupakan karya band indie asal Bandung, The Pandal (Panas Dalam), The Pandal mengusung banyak aliran musik dan tidak terpaku pada satu genre, namun genre ballad nampaknya paling dominan dan dikemas dengan gaya lagu serta lirik yang cukup kocak. Berikut lirik lagu "Sudah Jangan ke Jatinangor" :

Sudah Jangan Ke Jatinangor

sudah jangan ke Jatinangor, ia sudah ada yang punya
lebih baik diam disini...temani aa bernyanyi disini

demi cinta engkau berikan, buku buku dan cindera mata
demi cinta engkau praktekan...buku taktik menguasai wanita

Reff :

ini asmara itu asrama...in harmonia progressio
ini asmara itu asrama...in harmonia progressio

sudah jangan ke jatinangor, masih ada kota lainnya
perempuan tak cuma dia...ada tiga milyar duapuluh satu

Reff :

ini asmara itu asrama...in harmonia progressio
ini asmara itu asrama...in harmonia progressio

Lagunya sendiri dinyanyikan oleh seorang vokalis laki-laki, apa sobat merasa ada yang aneh di lirik lagu tersebut? kalau admin iya, admin rasa ada yang ganjil di lirik lagu ini. Mengingat vokalisnya adalah seorang laki-laki, menurut admin ada tiga baris dari lirik di atas yang menunjukan keganjilan tersebut, yaitu "lebih baik diam disini temani aa bernyanyi disini" lalu "demi cinta engkau praktekan buku taktik menguasai wanita" dan "perempuan tak cuma dia ada tiga milyar duapuluh satu".

Kenapa admin katakan ganjil? ya, menurut admin lirik tersebut bukan antara dua insan yang berlainan jenis seperti pada umumnya lagu-lagu cinta, tapi antar sesama jenis. Kalau dicermati secara seksama sangat jelas kata-kata tersebut adalah dari seorang lelaki untuk seorang lelaki lainnya, mungkin dari seorang lelaki normal kepada seorang lelaki homoseksual agar ia bisa berubah mencintai seorang perempuan jika memang dia (laki-laki homoseksual) benar-benar mencintai dirinya, bahkan ia mempertegas lagi dengan mengisyaratkan jangan menyerah meski ditolak cinta oleh perempuan, karena perempuan masih banyak, ada tiga milyar duapuluh satu katanya.

Atau mungkin penafsirannya bisa juga dibalik yaitu ini mungkin adalah lagu dari seorang lelaki homoseksual kepada lelaki normal yang terus ditolak cintanya oleh perempuan, mungkin secara gampangnya dia berkata "daripada kamu terus ditolak perempuan, mending sudah tenang saja sama saya", begitu mungkin...karena kata "aa" (kakak laki-laki) sendiri kadang bisa mempunyai konotasi yang berbeda jika diungkapkan oleh pasangan atau dua orang bukan saudara yang mempunyai kedekatan emosional.

Dengan sikon seperti itu, kata "aa" jadi mengesankan kemesraan daripada hanya sekedar panggilan seorang adik kepada kakak laki-lakinya, contohnya bisa banyak kita lihat di film-film. Atau lirik ini memang hanya ungkapan dari dua orang laki-laki yang sudah dekat tanpa ada maksud apa-apa? entahlah, hanya pencipta lagunya saja yang tahu maksud sebenarnya.

Penafsiran lirik lagu diatas semata-mata hanya pemikiran admin saja setelah membaca beberapa artikel yang menceritakan gaya hidup sebagian kecil anak muda di Jatinangor, karena kalaulah coba disinkronkan atau dipas-paskan antara gaya hidup sebagian anak muda di Jatinangor dengan lirik lagu "Sudah Jangan ke Jatinangor" yang admin tafsirkan diatas, ya memang bisa dikatakan pas. Maaf beribu maaf, admin tidak bermaksud menyinggung siapapun, karena itu hanya penafsiran.

Gedung Rektorat UNPAD Dikejauhan

Namun kalaulah ternyata penafsiran admin diatas itu benar, terlepas dari lirik lagu tersebut, admin rasa lagu ini diciptakan bukan hanya kebetulan atau gurauan untuk lucu-lucuan semata, melainkan lagu ini dibuat dengan melihat fakta atau realita yang ada di Jatinangor.

Banyak sumber yang mengatakan bahwa Kecamatan Jatinangor merupakan satu-satunya kecamatan/distrik di dunia yang mempunyai beberapa Perguruan Tinggi terkemuka di satu tempat, dimana mahasiswanya datang dari seluruh pelosok Indonesia bahkan dari mancanegara, ya, di Kecamatan Jatinangor ini berdiri beberapa Perguruan Tinggi Negeri terkemuka seperti Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Koperasi Indonesia (Ikopin).

Berkumpulnya beberapa Perguruan Tinggi Negeri terkemuka ditempat tersebut menyedot ribuan kaula muda dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara ke satu tempat kecil yang bernama Jatinangor, sampai-sampai saking banyaknya suku bangsa yang ada di tempat tersebut, ada yang mengatakan bahwa Kecamatan Jatinangor seolah telah menjadi miniatur dari Indonesia atau Indonesia mini.

Dibeberapa kalangan anak muda yang katanya "anak gaul" di kota-kota besar, ada yang beranggapan bahwa seks bebas dan suka sesama jenis adalah hal yang sangat keren (Astagfirullah)...rupanya hal ini sedikit banyaknya juga menular pada perilaku dan gaya hidup sebagian mahasiswa yang ada di Jatinangor. Dengan berbaurnya budaya dari berbagai penjuru serta jauhnya dari pengawasan orang tua, mengakibatkan mereka yang kurang kuat iman bisa terjerumus dalam homoseksualitas ataupun seks bebas. Ini pula yang menjadikan Kecamatan Jatinangor sebagai salah satu daerah yang rawan penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Sumedang.

Terlepas dari semua itu, intinya admin hanya ingin menggarisbawahi mengenai gaya hidup sebagian anak muda di Jatinangor yang tidak jauh berbeda dengan di kota-kota besar, sudah admin saksikan sendiri ketika dulu menjadi anak kost di daerah ini selama beberapa tahun, dimana keadaannya tidak jauh dari yang telah admin sebutkan diatas, sungguh sangat memprihatinkan.

Semoga saja kedepannya, entah bagaimana caranya, mudah-mudahan aparat yang berwenang dan juga otoritas almamater di Jatinangor bisa lebih menanamkan kesadaran serta rasa lebih peduli dan saling menjaga, karena merajalelanya hal seperti itu (sex bebas, homoseksual) salah satunya selain diakibatkan kurang kuatnya hukum yang berlaku (kalau suka sama suka tidak dihukum) juga lahir dari sikap individualis, acuh tak acuh, cuek dan kurang respon atas sesuatu yang terjadi di sekitar. Andai saja kita bisa kuatkan barisan dalam kekeluargaan, dimana saling menjaga dan saling menasehati menjadi pondasi kebaikan bersama, pastinya hal-hal seperti ini bisa lebih diminimalisir dan bahkan mungkin dihilangkan sepenuhnya.

Lha? bahasan artikelnya malah melenceng jauh dari judulnya "Sudah jangan Ke Jatinangor", maaf...mungkin tulisan ini semata-mata hanya bentuk keprihatinan admin saja terhadap fenomena seperti yang telah disebutkan di atas yang terjadi di daerah admin.

*Artikel ini admin dedikasikan juga untuk teman-teman seperjuangan di keluarga besar Ilmu Pemerintahan FISIP Unpad 2004, yang admin yakin pasti merindukan pula suasana di Jatinangor


Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Sudah Jangan Ke Jatinangor" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2014/04/sudah-jangan-ke-jatinangor.html

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar