Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Ikan, Air, dan Sebuah Renungan


Kolam Ikan di Kaki Gunung Tampomas

Berbicara tentang ikan dan kolam ikan, kita semua tahu bahwa daerah-daerah yang dekat dengan pegunungan pasti banyak sumber mata air, yang salah satu pemanfaatan mata air tersebut diantaranya adalah dengan mengalirkannya ke kolam ikan. Begitupun halnya dengan di Sumedang, daerah-daerah yang dekat dengan gunung seperti salah satunya Gunung Tampomas pasti memiliki banyak sumber mata air dan tentunya disitu pula akan banyak ditemui kolam ikan.

Air merupakan salah satu nikmat Tuhan yang paling vital bagi kita manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melangsungkan kehidupan, tapi adakalanya dalam keadaan air yang belimpah kita tidak meyadari bahwa itu adalah sebuah nikmat, baru ketika kemarau melanda, kita akan menyadari pentingnya air, dan akan menghargai setiap tetesnya.

Klise memang, tapi begitulah adanya, bahkan mungkin bagi ikan sendiri dia tidak akan menyadari manfaat air disekelilingnya sampai akhirnya ia sekarat karena terbawa kail pancing keluar permukaan air, sama seperti kita yang tidak akan menyadari begitu besarnya nikmat udara yang kita hirup, sampai kita terkena serangan sesak nafas dan tidak bisa bernafas sama sekali.

Admin jadi teringat sebuah kisah yang pernah admin baca di salah satu facebook fanpage yang menceritakan renungan tentang ikan dan air ini, menurut admin ceritanya sarat dengan pelajaran hidup. Kira-kira begini ceritanya :

Suatu hari seorang ayah dan anak sedang duduk berbincang-bincang di tepian danau yang sangat jernih airnya. Sang ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air di hadapan kita begitu jernih dan terlihat menyejukkan, tahukah kamu untuk apa air itu diciptakan?? Ia merupakan salah satu anugerah Tuhan yang sangat penting bagi kehidupan kita, karena tanpa air kita semua akan mati.”

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil yang sedang berenang mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu seketika mendadak gelisah dan ingin tahu benda seperti apakah air itu sebenarnya, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini, sampai manusia berkata semua akan mati jika tidak ada air.

Ikan kecil itu pun langsung bergegas untuk mencari tahu jawabannya, ia terus berenang tanpa lelah, ia berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu benda apakah air itu dan dimana tempat air itu berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan tidak akan bisa bertahan dan akan mati."

Namun sayang, ternyata semua ikan yang telah ditanya olehnya tidak mengetahui dimana air itu berada dan benda seperti apakah air itu, si ikan kecil itu semakin bingung dan hampir putus asa. Namun rasa penasarannya telah mengalahkan rasa lelahnya...

Ia tetap mencari tahu jawaban tentang air itu, kali ini ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang menurutnya sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Tuan, apakah kau tau apakah air itu ?? dan dimanakah ia berada ?? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan tidak akan bisa bertahan dan akan mati”

Lalu ikan sepuh itu menjawab dengan bijak, “Anakku, kau tak usah gelisah dan mencari dimana air itu berada, percayalah...air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya" Ikan sepuh itu lalu melanjutkan, "tapi jika kau masih penasaran dan tetap memaksa bertanya dimanakah air itu berada...cobalah kau berenang sekuat tenaga ke atas sana" kata ikan sepuh itu sambil menunjuk ke atas.

Si Ikan kecil itupun menuruti nasehat ikan sepuh, ia berenang dengan cepat sekuat tenaga ke arah atas, ke permukaan air. Semakin dekat dengan permukaan air ia melihat riak-riak cahaya yang terang benderang dan menyilaukan...dan dengan sekejap ia telah menembus riak tersebut, ia telah menembus permukaan air dan sekejap berada di udara, seketika itu juga ia melihat sebuah hamparan luas yang begitu jernih.

Ketika sekejap berada di udara ia langsung merasa sesak tak bisa bernafas, namun ia juga berkesempatan melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan...ia melihat hamparan luas bak permadani yg begitu jernih dan terlihat menyegarkan, dan dengan mudahnya hamparan jernih tersebut membuatnya rindu untuk memilikinya dan hidup selalu dengan keberadaannya.

Namun ia tak punya kesempatan lama untuk memandangi hamparan bak permadani yang begitu luas dan jernih tersebut, "byurrrr" dirinya jatuh dan berbenturan dengan permadani yang sangat jernih itu...iapun hanya bisa menyesal telah melewatkan sebuah kesempatan berlama-lama memandangi hamparan jernih tersebut...namun iapun lega karena sekarang ia bisa benafas kembali.

Setelah lama merenung, ikan itu pun akhirnya teringat kata-kata si ikan sepuh...dan akhirnya iapun mengerti bahwa hamparan luas yang begitu jernih yang ia lihat tadi itu adalah air, dan kini ia sadar bahwa air mengelilinya dan ia hidup didalamnya hanya saja ia tak menyadarinya. Ia baru tau dan sadar apa itu air dan sangat berartinya air bagi dirinya justru ketika ia berada di udara, di luar air.

Suasana Sekitar Gunung Tampomas

Itulah sedikit ceritanya sob, kita manusia kadang mengalami situasi yang sama persis dengan ikan kecil dalam cerita di atas, kita mati-matian jatuh bangun mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal tanpa disadari kita sedang menjalaninya. Bahkan kebahagiaan sedang melingkupi kita sampai-sampai kita sendiri tidak menyadarinya, biasanya setelah kebahagiaan itu pergi, barulah kita menyadari bahwa dulu kita berada dalam kebahagiaan dan merindukan hal itu untuk dimiliki kembali, sama persis dengan keadaan ikan yang keluar permukaan air dalam cerita di atas.

Seperti contoh kecil misalnya kesehatan, kita seringkali baru menyadari nikmat dan bahagianya sehat setelah kita jatuh sakit, tapi dimasa sehat kita jarang berfikir bahwa itu adalah sebuah nikmat besar dan kebahagiaan yang melingkupi kehidupan kita. Sekian...semoga bermanfaat.

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Ikan, Air, dan Sebuah Renungan" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2013/11/ikan-air-dan-sebuah-renungan.html"

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar