Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Pangeran Kornel VS H.W Daendels


Pangeran Kornel Menjabat Tangan Daendels
Dengan Tangan Kiri

Sobat, ada yang tahu patung apa dan siapa ini ? bagi sobat yang sering melakukan perjalanan arah Bandung-Cirebon ataupun sebaliknya pasti sudah sering pula melihat patung yang cukup fenomenal ini, adalah patung perlawanan Pangeran Kornel terhadap H.W Daendels, patung yang mengisahkan sebuah moment heroik perlawanan sang Pangeran dalam melawan penjajah kala itu. Patung ini sebenarnya adalah patung yang baru, menggantikan patung yang lama yang kabarnya dipindahkan ke Universitas Winaya Mukti dan sedang diusahakan untuk dipindahkan kembali ke Gedung Negara.

Cerita yang diabadikan dalam patung ini terjadi pada masa penjajahan Belanda. Memasuki masa kolonialisme, kadipaten (kabupaten) Sumedang berada dalam genggaman penjajah kolonial Eropa, dan seperti halnya daerah lain pada umumnya kala itu yang berusaha keras melawan penjajah, pada masa ini rakyat Sumedang juga menorehkan kisah tersendiri dalam riwayat perlawanan, dan kisah mengenai Cadas Pangeran ini adalah kisah perlawanan yang paling terkenal di Sumedang. Hal tersebut adalah alasan kenapa admin katakan patung ini begitu fenomenal dan melegenda karena memang mengisahkan cerita yang fenomenal dan melegenda pula.

Cadas Pangeran merupakan jalan raya sepanjang kira-kira 3 Km yang dibangun oleh Gubernur Jendral Herman Willem Daendels sebagai penghubung Sumedang dengan Bandung dan meruapakan bagian dari pembangunan jalan raya post Anyer-Panarukan. Dalam proses pembuatannya, pembangunan jalan ini menelan banyak korban jiwa rakyat sumedang yang dipaksa mengerjakan proyek pembuatan jalan tersebut. Bupati Sumedang kala itu yaitu Pangeran Kusumahdinata IX atau dikenal juga dengan nama Pangeran Kornel, marah melihat rakyatnya diperlakukan dengan semena-mena demi mewujudkan ambisi H.W Daendels yang berniat membangun jalan raya post yang menghubungkan Anyer-Panarukan dan melewati Kabupaten Sumedang tersebut.

Kisah jabat tangan yang begitu fenomenal ini berawal ketika Pangeran Kornel datang dan menemui H.W Daendels ditengah proses pembuatan jalan Cadas Pangeran, dikisahkan ketika sang Pangeran datang Daendels mengulurkan tangan kanannya untuk mengajak Pangeran Kornel berjabat tangan, namun yang terjadi adalah Pangeran Kornel mengulurkan tangan kirinya untuk menjabat tangan Daendels tersebut, sementara tangan kanannya bersiap menghunus keris pusaka, sikap Pangeran Kornel itu membuat Daendels terkejut dan merasa kagum atas keberanian sang Pangeran.

Sikap Pangeran Kornel ini menjadi sebuah isyarat, sebuah perlawanan simbolik bahwa ia begitu marah rakyatnya diperlakukan dengan semena-mena. Nah, moment tersebutlah yang diabadikan dalam patung ini, sebuah kisah yang bisa menginspirasi kita mengenai keberanian, kebijaksanaan dan kecintaan seorang pemimpin terhadap rakyatnya, karena kalaulah kita mau jujur, apakah ada pemimpin seperti itu di zaman seperti sekarang ini ??

Di sekitaran tempat patung ini berada banyak yang menjajakan oleh-oleh khas Sumedang yaitu Ubi Cilembu, ubi yang terkenal juga dengan sebutan ubi madu karena rasanya yang manis.

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Pangeran Kornel VS H.W Daendels" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2013/01/pangeran-kornel-vs-hw-daendels.html"


Prince Kornel Shakes Daendels' Hand With left hand

Friend, does anyone know what this statue is or who it is?  for those of you who often travel in the direction of Bandung-Cirebon or vice versa must have often seen this phenomenal statue, is a statue of Prince Kornel's resistance to H.W Daendels, a statue that tells of a heroic moment of the Prince's resistance in fighting the invaders at that time.  This statue is actually a new one, replacing the old one which was reportedly moved to the University of Winaya Mukti and is being attempted to be moved back to the State Building.

The story enshrined in this statue took place during the Dutch colonial era.  Entering the period of colonialism, the duchy (regency) of Sumedang was in the grasp of European colonial invaders, and like other regions in general at that time who tried hard against the invaders, at this time the people of Sumedang also incised a separate story in the history of resistance, and the story of this Prince Cadas was hard at work.  is the most famous resistance story in Sumedang.  That is the reason why the admin said this statue is so phenomenal and legendary because it tells a phenomenal and legendary story as well.

Cadas Pangeran is a 3 km long highway built by Governor General Herman Willem Daendels as a link between Sumedang and Bandung and is part of the post Anyer-Panarukan highway construction.  In the process of making it, the construction of this road claimed the lives of many Sumedang people who were forced to work on the road construction project.  At that time the Regent of Sumedang, Prince Kusumahdinata IX, also known as Prince Kornel, was angry to see his people being treated arbitrarily in order to realize the ambitions of H.W Daendels who intended to build a post highway that connected Anyer-Panarukan and passed the Sumedang Regency.

This phenomenal handshake story begins when Prince Kornel arrives and meets HW Daendels in the middle of the process of making the Prince Cadas road, told when the Prince arrives Daendels reaches out his right hand to invite Prince Kornel to shake hands, but what happens is Prince Kornel reaches out his left hand to take office  Daendels hand, while his right hand is preparing to draw the heirloom keris, Prince Kornel's attitude makes Daendels surprised and feel amazed at the courage of the Prince.

Prince Kornel's attitude became a gesture, a symbolic resistance that he was so angry that his people were treated arbitrarily.  Well, that moment is enshrined in this statue, a story that can inspire us about the courage, wisdom and love of a leader for his people, because if we want to be honest, is there a leader like that in this day and age ??

Around the place where this statue is located there are many peddling typical souvenirs of Sumedang namely Ubi Cilembu, sweet potato which is also famous as honey sweet potato because of its sweet taste.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar