Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Asal Mula Nama Desa Cibeureum


Kantor Desa Cibeureum Kulon, Jl. Sedar No.10

Desa Cibeureum adalah nama salah satu desa di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Sekarang ini, Desa Cibeureum sudah dibagi menjadi dua desa yaitu Desa Cibeureum Wetan dan Desa Cibeureum Kulon. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, Ci artinya air, dan Beureum artinya merah, berarti Cibeureum adalah air yang berwarna merah. Konon, ada cerita dibalik penamaan "Cibeureum" untuk nama desa tersebut, berikut asal mula nama Desa Cibeureum ;

Asal Mula Nama Desa Cibeureum

Ketika bangsa Indonesia belum merdeka, penjajah seringkali melancarkan serangan ke berbagai daerah di nusantara, termasuk ke daerah yang sekarang bernama Desa Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Sumedang.

Pada saat itu, tentara Belanda datang dan menyerbu ke daerah Cimalaka dengan membawa persenjataan yang sangat canggih pada masanya. Adapun tentara rakyat atau para pejuang yang ada di tempat itu tidak tinggal diam, mereka tetap berjuang dan melawan, dengan tekad untuk mempertahankan daerah serta mengusir para penjajah. Walaupun pertempuran tidak seimbang, dengan senjata seadanya para pejuang tetap tidak gentar menghadapi penjajah.

Tentara Belanda yang sudah termasyhur memiliki senjata canggih itu terus menyerang, mereka mengusir penduduk dan memporakporandakan tempat itu. Walau para pejuang melawan, tentara Belanda tidak takut karena senjata mereka lebih canggih, yang dengan itu mereka berhasil memukul mundur para pejuang. Para pejuang dan penduduk makin lama makin terdesak, tapi itu tidak menyurutkan niat mereka untuk mempertahankan tempat mereka tinggal, tanah air yang mereka cintai, dan mereka terus melawan.

Walau sudah terdesak, walau sudah banyak yang gugur, para pejuang dan penduduk terus berusaha, dengan segala daya dan upaya mereka terus berusaha untuk meraih kemenangan. Karena mereka yakin, dengan persatuan dan gotong royong mereka akan menjadi kuat dan bisa memenangkan pertempuran.

Dipihak lain, tentara Belanda terus menyerang dan mengatur strategi, karena mereka melihat pejuang dan penduduk pantang menyerah. Salah satu startegi yang mereka terapkan adalah dengan memfokuskan serangan ke daerah sungai, karena di tempat itulah pejuang dan penduduk sering muncul dari persembunyian, untuk memenuhi kebutuhan air. Dengan itu juga mereka akan mudah membuang mayat para pejuang yang kalah dan tewas dalam pertempuran, mayatnya tinggal dihanyutkan saja ke sungai, begitu pikirnya.

Dan pada kenyataannya strategi tentara Belanda itu sangat tepat, di sungai itu pada akhirnya terjadi pertempuran antara penjajah dan bangsa pribumi, yaitu penduduk dan para pejuang. Sungai itu menjadi saksi sejarah gugurnya para pahlawan bangsa. Di sungai itu, banyak mayat yang dihanyutkan, baik itu mayat pribumi ataupun mayat tentara Belanda sendiri.

Saat itu, sontak tersiar kabar air sungai di daerah tersebut berwarna merah menyala, warna merah itu berasal dari darah beratus-ratus warga pribumi dan tentara Belanda yang gugur dalam pertempuran. Sejarah menorehkan kisah yang sangat getir, sampai saat-saat itu, saat-saat mayat bergelimpangan, saat-saat air sungai di daerah tersebut berwarna merah darah, diabadikan menjadi nama tempat dimana peristiwa itu pernah terjadi, hingga tersebutlah nama Cibeureum (air yang memerah) untuk nama sungai dan tempat di sekitar sungai itu berada.

Narasumber : Sesepuh desa, Bp Amin (20 Agustus 1938)
*digubah dari liesganesti.blogspot.com

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dalam judul post "Asal Mula Nama Desa Cibeureum" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2015/09/asal-mula-nama-desa-cibeureum.html"

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar