Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Oncom Pasireungit, Oncom Khas Sumedang

Oncom Pasir Reungit, ilustrasi

Oncom, semua orang Sunda pasti tahu makanan yang satu ini, namun bagi mereka yang belum tahu, mungkin akan bergidik ketika melihat tampilan makanan ini ketika masih mentah, kenapa demikian ?? karena makanan ini jamuran !! tapi kalau sudah diolah menjadi berbagai masakan, dijamin rasanya bakal membuat ketagihan. Secara tampilan, oncom yang masih segar mempunyai warna kemerahan, warna tersebut dihasilkan dari jamur Neurospora Sitophila alias jamur merah yang tumbuh dari hasil fermentasi. Jamur tersebut masuk kategori aman untuk dikonsumsi jika sudah dimasak.

Tidak jauh berbeda dengan tempe, oncom terbuat dari hasil olahan bahan dasar yang telah difermentasikan, atau dengan kata lain dibusukkan, namun dengan pembusukan itu justru membuatnya mempunyai nilai gizi lebih tinggi dibanding bahan dasarnya. Bahan dasar oncom sangat sederhana yaitu bungkil kacang atau ampas tahu, dan onggok (ampas) singkong.

Kabupaten Sumedang mempunyai oncom khas, yaitu oncom yang berasal dari Desa Pasireungit, Kecamatan Paseh, namanya adalah Oncom Pasireungit. Oncom Pasireungit sangat populer di daerah Sumedang, Bandung, Cirebon, Garut dan lainnya, bahkan bahan olahannya sudah dijual keluar negeri, diantaranya ke tanah Arab. Oncom Pasireungit sangat digemari karena rasanya yang lain dari oncom kebanyakan.

Bisnis oncom Pasireungit sangat menjanjikan dan mempunyai prospek usaha yang bagus. Dalam satu kali pembuatan Oncom, bisa langsung habis terjual atau maksimal bertahan dua hari. Proses pembuatannya pun tak terkendala suhu dan cuaca.

Berikut adalah hasil percakapan admin dengan salah satu penjual Oncom Pasireungit yang telah sukses menjalankan usahanya selama 20 tahun :

Salah seorang pengusaha oncom, Andar, mengatakan bahwa selama dua puluh tahun dirinya menggeluti usaha oncom, tidak pernah sekalipun merugi. “Alhamdulillah, tidak pernah rugi, dan mudah-mudahan jangan pernah (rugi),” ucapnya di rumahnya di kawasan Dusun Pasireungit Tonggoh, Desa Pasireungit.

Andar mengungkapkan, Oncom Pasireungit sangat diminati konsumen karena memiliki ke-khasan dibanding jenis oncom lainnya. Kunci ke-khasannya terletak pada bahan dasarnya. “Sebetulnya kuncinya hanya satu, bahan dasarnya, dimana selain onggok sampeu/ampas ketela, kita memakai bungkil (olahan kacang tanah), sedangkan oncom lain biasanya memakai ampas tahu, jadi rasanya juga pasti beda, tapi kalau rupanya hampir sama dengan oncom biasa.” ungkapnya.

Oncom Pasireungit terdiri dari tiga tingkatan kualitas, sangat baik, baik, dan biasa. Kualitas tersebut bergantung pada banyaknya jumlah bungkil yang dipakai dalam campuran bahan, semakin banyak bungkilnya, semakin bagus kualitasnya. “Harganya juga berbeda, di tingkat produsen seperti kami, yang bagus Rp. 3500, yang sedang Rp. 2500, dan yang biasa Rp. 1500 per keping oncom.

Ibu Epon Menunjukkan Oncom Pasir Reungit
Yang Masih Dalam Proses Fermentasi

Selain bahan dasar yang sederhana, cara mengolahnya pun cukup sederhana dan hanya perlu dua hari sampai oncom benar-benar jadi dan siap diolah. “Cara produksinya sederhana, dengan bermodal dua puluh lima kilogram bangkil plus ongok (ampas ketela) bisa membuat 400 keping oncom, jumlah tersebut bisa habis terjual dalam satu hari. Kalau hari raya, bahkan modal setengah kuintal bahan tidak bisa memenuhi permintaan pasar,” jelas Andar.

Di tempat yang sama, istri Andar, Epon mengatakan bahwa mereka tidak pernah menjual oncom secara langsung ke pasar. “Kita hanya bertindak sebagai produsen, konsumen yang datang membeli kesini kebanyakan untuk menjualnya kembali, baik untuk lokal Sumedang, luar kota, bahkan dijual kembali ke luar negeri seperti ke Arab,” kata Epon.

Terkait hal tersebut, yaitu mengekspornya langsung ke luar negeri, Epon sama sekali tidak berminat dikarenakan masa oncom yang cukup singkat. “Tidak, kita tidak berminat untuk itu, biar menjadi lahan (usaha) orang lain saja, karena lewat dua hari saja oncom sudah busuk, mesti diolah lagi, jadi yang menjual Oncom Pasireungit keluar negeri itu pasti oncomnya sudah diolah kembali, kita tidak sanggup untuk itu, toh hanya untuk memproduksi saja kita kewalahan memenuhi permintaan pasar,” katanya panjang lebar.

Andar dan Epon mengaku, tidak pernah menghitung laba yang dihasilkan dari usahanya sebagai produsen oncom. “Tidak, kita tidak pernah menghitungnya, yang penting biaya produksi tertutupi, tapi Alhamdulillah sekarang sudah punya rumah dan lain-lain hasil dari produksi oncom ini,” ujarnya.

Disinggung tentang campur tangan pemerintah setempat dalam usaha mengembangkan potensi usaha oncom di daerahnya, Epon menjawab bahwa pemerintah dan para akdemisi biasa mengadakan penyuluhan-penyuluhan agar usaha Oncom Pasireungit semakin profesional. “Biasanya pemerintah dan perguruan-perguruan tinggi mengadakan penyuluhan untuk menambah pengetahuan kita tentang strategi marketing, tapi kalau bantuan modal tidak ada, pengusaha oncom disini biasa meminjam modal ke bank untuk memulai usahanya,” pungkas Epon.

Oncom biasa dijadikan berbagai olahan dalam makanan, mlai dari nasi tutug oncom, gorengan oncom, comro (oncom dijero/oncom didalam), dan lain sebagainya, yang kesemua makanan tersebut pasti lebih istimewa jika diolah menggunakan Oncom Pasireungit ini. Bagaimana sobat, penasaran dengan rasa olahan Oncom Pasireungit ?? kalau iya, bisa coba saja memesan atau membeli langsung ke para perajin Oncom Pasireungit di Desa Pasireungit, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang.

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dalam judul post "Oncom Pasireungit, Oncom Khas Sumedang" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2015/01/oncom-pasir-reungit-oncom-khas-sumedang.html "

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar