Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Lahang, Minuman Isotonik Khas Tanah Pasundan

Lahang Sedang Dituangkan Dari Lodong
Image By : titangkil.com

Ketika matahari meninggi dan rasa lelah mulai menghinggapi, tentunya paling mantap rasanya kalau meminum minuman isotonik, bukan? minuman dingin pelepas dahaga dan pengganti cairan tubuh tersebut biasanya menjadi primadona ketika terik matahari mulai menyapa dan keringat mulai bercucuran, apalagi bagi sobat yang kerja lapangan mungkin akrab dengan minuman isotonik ini. Merujuk pengertian dari BPOM RI, dikatakan bahwa definisi minuman isotonik itu adalah "minuman formulasi yang ditujukan untuk menggantikan cairan, karbohidrat, elektrolit, dan mineral tubuh dengan cepat, dengan demikian minuman ini dapat diserap tubuh setelah diminum. Pada prinsipnya minuman isotonik ini untuk mencegah dehidrasi serta memberikan energi yang dapat digunakan dengan cepat".

Senada dengan pengertian minuman isotonik dari BPOM tersebut, di zaman sekarang minuman isotonik dibuat dari berbagai bahan yang bisa menambah tenaga dan menyegarkan badan dalam waktu relatif singkat karena mengganti cairan tubuh yang hilang dengan cepat. Berbicara tentang kegunaan dari minuman isotonik ini, di tanah Sunda ada minuman tradisional yang mempunyai khasiat yang sama dengan minuman isotonik modern seperti sekarang ini, bahkan keberadaannya sudah ada sejak jauh-jauh hari sebelum minuman isotonik modern dibuat, dan tentunya minuman ini lebih aman karena murni berasal dari alam dan tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, minuman tradisional tersebut bernama Lahang.

Lahang adalah minuman tradisional khas tanah pasundan yang rasanya manis dan menyegarkan, dulu minuman ini sangat populer di tengah masyarakat Sunda, harganya pun cukup terjangkau yaitu sekitar Rp.2000 saja pergelasnya. Minuman tradisional yang memiliki wangi khas ini sangat cocok jika diminum ketika matahari sedang-terik-teriknya, rasanya yang manis mengandung gula dan kalori dijamin bisa menambah tenaga dan mengembalikan kebugaran tubuh kita yang mulai loyo disiang hari.

Penjual Lahang
Image By : deviantart.com

Tanpa tambahan gula sedikitpun minuman bernama lahang ini rasanya sudah manis, kenapa demikian? karena memang lahang ini adalah bahan dasar dari gula aren. Lahang didapatkan dengan cara menyadap bunga jantan pohon aren pada waktu-waktu tertentu, biasanya pada malam hari, kemudian diambil waktu subuh menjelang pagi, setelah lahang atau sadapan aren didapatkan sebisa mungkin lahang tersebut harus cepat diminum atau dijual karena kalau didiamkan terlalu lama air aren akan berfermentasi menjadi cuka aren lalu menjadi tuak. Jika sudah menjadi tuak kandungan alkoholnya jadi tinggi dan bisa memabukkan.

Setelah air lahangnya didapatkan, lahang tersebut tidak tahan lama alias mudah rusak atau expired, kualitas baiknya hanya bertahan beberapa jam saja, jadi lahang yang sudah terkumpul harus cepat-cepat dijual dan tidak bisa didiamkan terlalu lama, dengan sifatnya yang mudah rusak ini otomatis lahang yang dijual adalah lahang yang benar-benar segar, tidak mungkin lahang sisa kemarin.

Para penjual lahang biasanya menggunakan lodong (bambu besar yang berlubang di salah satu ujungnya sehingga bisa dijadikan tempat menampung air) dalam menyimpan dan menjajakan lahangnya dimana bagian atasnya disumbat dengan ijuk sabut kelapa, mereka biasanya menjajakan lahangnya dengan cara berkeliling desa ataupun pusat-pusat keramaian. Dengan melihat pedagangnya menenteng lodong saja kita pasti sudah merasa dekat dengan alam.

Sayangnya, sekarang ini jangankan di kota besar, di desa-desa penjual lahang ini sudah sangat sedikit sekali kalaulah tidak mau dibilang nyaris tidak ada, kalaupun ada harga lahangnya biasanya cukup mahal jika dibandingkan harga jaman dulu, bisa sampai tiga kali lipat. Hal ini selain karena semakin langkanya pohon aren, penyadap arennya pun semakin sedikit, hal tersebut mungkin terjadi karena dari mulai menyadap sampai menjual lahangnya cukup sulit, apalagi masa expirednya singkat sekali, dan disisi lain sekarang minuman lahang ini harus bisa bersaing dengan minuman-minuman lain yang lebih cantik dan menggoda, tentunya ini sangat beresiko kalau dilihat dari sisi marketing. Dengan mempertimbangkan hal tersebut mungkin mereka yang dulunya penyadap dan penjual lahang meninggalkan pekerjaan lamanya dan beralih mencari pekerjaan lain.

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Lahang, Minuman Isotonik Khas Tanah Pasundan" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2014/12/lahang-minuman-isotonik-khas-tanah.html "

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar