Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Curug Cinulang, Keindahan Berbalut Mitos

Curug Cinulang Tampak Dari Kejauhan

"Di Curug Cinulang, bulan bentang narembongan, hawar-hawar aya tembang, tembang asih tembang kadeudeuh duaan"

Di Curug Cinulang, bulan bintang menampakkan diri, sayup-sayup terdengar lagu, lagu cinta, lagu kasih kita berdua

Sebait lirik lagu diatas merupakan kutipan dari lagu berjudul "Curug Cinulang" yang dinyanyikan oleh seorang seniman Sunda legendaris bernama Darso (Alm). Bukan, bukan maksud admin mengajak sobat untuk mengharu biru membaca artikel tentang cinta, namun admin ingin bercerita tentang Curug (air terjun) Cinulang yang menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sumedang dimana nama tempat ini tersemat dalam lagu tersebut. Dari beberapa tempat wisata yang ada di Kabupaten Sumedang, mungkin Curug Cinulang inilah yang bisa dikatakan paling terkenal, admin katakan demikian karena tempat ini sampai diabadikan dalam sebuah lagu yang sebagian liriknya admin kutip diatas, lagu tersebut terbilang cukup fenomenal di kalangan masyarakat Jawa Barat pada umumnya.

Curug Cinulang namanya, ia merupakan salah satu objek wisata Kabupaten Sumedang yang terletak di Desa Sindulang Kecamatan Cimanggung. Letak objek wisata ini berada di perbatasan Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Bandung, oleh karenanya banyak yang mengira bahwa Curug Cinulang ini berada di Kabupaten Bandung, padahal sebetulnya ia berada di daerah Kabupaten Sumedang, nama curugnya sendiri "Cinulang" hampir sama persis dengan nama tempatnya berada yaitu Desa "Sindulang", dan kadang Curug Cinulang ini juga disebut dengan nama "Curug Sindulang" sesuai dengan tempatnya berada, Desa Sindulang.

Pemandangan Menuju Curug Cinulang, Cicalengka Bandung

Tak heran jika banyak yang mengira bahwa Curug Cinulang ini berada di Kabupaten Bandung karena selain tempatnya berada di perbatasan, akses jalan yang nyaman untuk menuju ke lokasinya pun hanya bisa ditempuh melalui daerah Cicalengka Kabupaten Bandung. Selain akses jalannya lebih mudah, perjalanan menuju lokasi pun lebih cepat daripada menggunakan akses jalan dari Kabupaten Sumedang.

Sebagai perbandingan, untuk menuju lokasi Curug Cinulang dari Kota Bandung kira-kira bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1,5 jam menggunakan jalur tol Cileunyi dan kemudian meneruskan perjalanan ke arah Nagreg lalu ke Cicalengka, kita tidak akan mengalami keraguan untuk meneruskan perjalanan karena jalan yang dilalui relatif ramai penduduk dan medan jalan yang relatif mudah serta lengkap dengan papan penunjuk jalan menuju Curug Cinulang.

Keadaan ini berbanding terbalik jika kita menuju ke tempat ini dari Kota Sumedang, untuk menuju ke tempat ini terlebih dahulu kita harus melewati jalan Cadas Pangeran yang identik dengan kemacetan, lalu mengambil rute jalan daerah Simpang Pamulihan dan menuju Kecamatan Cimanggung, dari Kecamatan Cimanggung ini kita mempunyai dua alternatif jalan, yang pertama dengan mengambil arah Nagreg seperti arah dari kota Bandung, dan alternatif yang kedua melalui Desa Tegalmanggung, dengan menyusuri jalan desa yang menanjak dan relatif sempit dan kondisinya kurang bagus, ditambah lagi dengan banyaknya tanjakan serta tikungan sepanjang perjalanan, jalan menuju Curug Cinulang melalui Desa Tegalmanggung ini relatif lebih sepi dan tanpa penunjuk jalan.

Curug Cinulang, Dengan Ketinggian Kira-kira 30m

Curug Cinulang terdiri dari dua buah air terjun yang saling berdampingan dengan ketinggian kira-kira 30 meteran, airnya tercurah deras dari sebuah tebing. Kedua air terjun di Curug Cinulang ini mempunyai perbedaan, dimana air terjun yang pertama atau air terjun "utama" mempunyai curahan air yang sangat deras dan ukurannya lebih lebar, sementara air terjun yang kedua berada disampingnya dengan ukuran yang tidak terlalu lebar dan curahan airnya tidak sederas air terjun utama.

Gemuruh suara air yang terdengar dari jauh tentunya bisa memberikan efek rileksasi bagi yang mendengarnya, uniknya, dari jauhpun kita sudah bisa melihat uap air yang berhamburan dan bertebaran kesemua penjuru, dengan banyaknya uap air yang berhamburan, jika kita datang pada saat yang tepat kita bisa melihat pelangi yang indah menghiasi tempat ini. Uap air yang berhamburan disekeliling air terjun bahkan terkadang sampai ke pintu masuk menuju air terjun. Uap air ini berasal dari curahan air yang begitu deras dan kuat yang terpencar kembali setelah beradu dengan bebatuan yang berada di dasar air terjun.

Jadi jika sobat tertarik untuk berkunjung ke curug ini harus siap-siap membawa baju ganti, karena tanpa bermain air di sekitaran air terjun pun baju sobat bisa saja basah kuyup diserbu uap air yang beterbangan kesegala arah. Sayangnya, ketika admin berkunjung kesini cuaca sudah sangat mendung dan bahkan sudah turun hujan rintik-rintik, sehingga admin tidak bisa menyaksikan langsung pelangi yang katanya kerap muncul ditempat ini.

Curug Cinulang

Sebelumnya, admin sempat penasaran dengan lagu tentang Curug Cinulang yang sebagian liriknya dikutip diatas, admin penasaran karena lagu tersebut mengangkat tema cinta, seolah tempat ini telah diabadikan dalam sebuah lagu yang intinya bercerita tentang pengharapan tulus sepasang manusia mengenai cinta kasih mereka.

Dengan diiringi alunan musik khas Sunda lagu tentang Curug Cinulang ini terdengar begitu syahdu dan mendalam apalagi jika lagu tersebut didengar oleh mereka yang sedang dimabuk asmara. Admin penasaran dengan lirik lagu tersebut karena menurut pendapat admin, Curug Cinulang ini sama sekali bukan tempat yang cocok untuk mereka yang sedang memadu kasih, jangankan untuk berbicara serius tentang cinta, untuk mereka yang sekedar kopi darat dengan maksud pedekate saja admin yakin komunikasi tidak akan berjalan mulus karena gemuruhnya air tejun terdengar sangat kencang dan uap airnya berhamburan kemana-mana, dengan kondisi seperti itu apa iya tempat ini cocok dijadikan tempat memadu kasih ?

Penjaga Loket Curug Cinulang, haha

Ternyata, konon katanya lagu tersebut dibuat bukan karena Curug Cinulang ini cocok untuk tempat berduaan, namun lagu itu dibuat untuk mematahkan mitos dan merubah pola pikir masyarakat yang dulu sudah terpola karena mitos itu. Lagu tentang cinta di Curug Cinulang ini sebenarnya bertentangan dengan mitos yang berkembang di kawasan tersebut.

Karena konon katanya, jika sepasang kekasih yang sedang menjalin kisah asmara dan bercita-cita untuk membangun rumah tangga datang ke tempat ini, maka bisa dipastikan seiring waktu hubungan mereka akan berakhir atau putus sebelum sempat naik ke pelaminan. Sebaliknya, mereka yang datang sendiri-sendiri ke tempat ini diyakini bakal mendapatkan jodoh melalui pertemuan diantara mereka. Mungkin, boleh jadi harapan yang disampaikan melalui lagu Curug Cinulang selain sebagai karya seni juga sekaligus untuk menepis mitos di tengah masyarakat yang sudah mengakar itu.

Sobat sebaiknya tidak mempercayai adanya mitos tersebut, namun demikian, menurut salah seorang petugas pengelola kawasan wisata ini, mitos itu memang benar adanya, katanya dulu banyak pasangan yang berpisah setelah datang berwisata ke tempat ini, perpisahan tersebut kebanyakan akibat dari adanya pihak ketiga yang mengganggu kehidupan cinta mereka, dan banyak juga yang berjodoh bagi mereka yang datang sendiri-sendiri dan mulai berkenalan di tempat ini...ah mungkin itu cuma kebetulan saja ya.

Curug Cinulang

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Curug Cinulang, Keindahan Berbalut Mitos" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2014/07/curug-cinulang-keindahan-berbalut-mitos.html "

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar