Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Gamelan Sari Oneng Parakan Salak

Gamelan Sari Oneng Parakan Salak Beserta Lukisan

Beberapa waktu lalu admin pernah menceritakan gamelan bersejarah koleksi Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang yaitu Gamelan Sari Oneng Mataram, pada artikel tersebut admin menyebutkan bahwa selain Gamelan Sari Oneng Mataram ada gamelan lainnya yang mempunyai nilai sejarah di museum tersebut yaitu Gamelan Sari Oneng Parakansalak. Maka dari itu pada kesempatan kali ini admin akan sedikit menceritakan tentang Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini, kebetulan ketika berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun petugas museum mengizinkan admin untuk mengambil gambarnya, mudah-mudahan bisa menambah gambaran bagi sobat semua tentang seperangkat alat musik gamelan ini.

Deskripsi Gamelan Sari Oneng Parakan Salak

Lain halnya dengan Gamelan Sari Oneng Mataram yang dibuat di Mataram, Gamelan sari Oneng Parakansalak ini dibuat di Sumedang pada tahun 1825, dimana rancaknya dibuat dari kayu besi di Thailand. Seperangkat alat musik gamelan ini pernah melanglangbuana ke mancanegara seperti pada event-event berikut :
- Dipentaskan secara rutin di World Exhibiton Amsterdam Belanda dari tahun 1880-1931 bersama para seniman Sunda,
- Dipamerkan di Expositon Universelle Paris, Prancis (1889) pada perayaan 100 tahun revolusi Prancis dan peresmian menara Effel.
- Selain itu digelar pula dalam acara World Columbian Exposition Chicago (1893).

Ukiran Kepala Singa Pada Gamelan Sari Oneng Parakan Salak

Awalnya, Gamelan Sari Oneng Parakan Salak ini dibawa oleh Karel Frederick Holle dan Adrian Walraven Holle bersama sejumlah seniman Sunda ke beberapa negara Eropa untuk mempromosikan hasil perkebunan berupa teh dan kopi dari tanah Sunda.

Dalam perkembangannya, Gamelan Sari Oneng pernah diserahkan pada Bupati Sukabumi R.A.A Danoeningrat, baru kemudian setelah bupati R.A.A Danoeningrat meninggal gamelan ini dititipkan kembali ke Sumedang oleh ahli warisnya. Gamelan Sari Oneng Mataram terdiri dari beberapa alat musik seperti halnya gamelan pada umumnya, yaitu terdiri dari alat musik saron pangbarep, saron panempas, demung, peking, gambang, jenglong, bonang, kendang, goong, dan kecrek dan lainnya.

Lagu-lagu yang biasa dimainkan dan diiringi oleh Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini diantaranya :

1. Soropongan – Dalem Bintang Aria Koesoemahdilaga (1919-1937)
2. Surasari – Pangeran Koesoema Dinata (Pangeran Sugih) 1834-1882
3. Barong – Adipati Aria Koesoemahdilaga (1919-1937)
4. Sonteng – Pangeran Aria Soeria Atmadja (Pangeran Mekah) 1882-1919
5. Paksi Nguwung – Adipati Aria Soerya Natadibrata
6. Candirangrang - Adipati Aria Soerya Natadibrata
7. Gordah – Adipati Soerialaga 1765-1773
8. Wani-wani – Pangeran Koesoema Dinata (PangĂ©ran Sugih) 1834-1882
9. Amengan – Pangeran Koesoema Dinata (Pangeran Sugih) 1834-1882

Gamelan Sari Oneng Parakan Salak

Selain sejarahnya yang cukup panjang, ada cerita mistis terselip pada kisah tentang Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini. Seperti bisa sobat lihat pada gambar/foto di atas terlihat sebuah gong, gong tersebut bernama goong indung atau goong ageung (gong besar) yang mempunyai berat sekitar 30 kg, dimana dalam perjalanannya melanglang buana ke sejumlah negara gong ini pernah tertinggal di Belanda dan disimpan di Tropen Museum. Dikisahkan ketika itu gong besar ini selalu berbunyi sendiri, ia membuat takut pengelola dan pengunjung museum, karena hal tersebut maka pada tahun 1989 gong ageung ini dikembalikan ke Indonesia dan kembali ditempatkan di Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang.

*Disarikan dari disparbud.jabarprov.go.id, harian Pikiran Rakyat, dan sumber lainnya.

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Gamelan Sari Oneng Parakan Salak" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2014/06/gamelan-sari-oneng-parakan-salak.html"

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar