Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Menapaki Jejak Sejarah di Benteng Pasirlaja, Gunung Gadung


Benteng Gunung Gadung Blok Pasirlaja

Benteng Gunung Gadung di Pasirlaja., sama dengan benteng peninggalan Belanda lainnya di Sumedang, benteng atau instalasi militer Pasirlaja ini dibangun pada masa Perang Dunia I, atau kira-kira dibangun pada sekitaran tahun 1918-an. Berbeda dengan benteng di Pasirkolecer yang terdiri dari dua bangunan, benteng Gunung Gadung di Pasirlaja ini terdiri dari tiga buah bangunan yang saling berdekatan, berikut kita lihat satu persatu bangunan bentengnya.

Benteng Pasirlaja, Benteng Pertama

Ketiga benteng peninggalan Belanda ini berderet atau berjajar dalam posisi menurun dan untuk mulai memasukinya tidak ada tanda khusus seperti pagar, pintu masuk atau lainnya, kita hanya perlu meniti jalan menurun setelah menelusuri jalan desa sampai mentok disebuah lapangan bola.

Benteng pertama bangunannya bisa dilihat seperti pada gambar diatas, benteng ini berada di urutan paling atas berbentuk satu benteng tunggal dengan satu pintu, melihat letaknya yang tepat berada dibawah lapangan bola, ruangan didalam benteng ini mungkin berada dibawah lapangan bola tersebut, mungkin. Konstruksi beton bertulang yang dilengkapi dengan anak tangga menuju ke pintunya ini masih tetap kokoh berdiri sampai saat ini walau dindingnya tampak mulai menghitam dan berlumut termakan usia.

Benteng Pasirlaja, Benteng Kedua

Jika kita lanjutkan perjalanan dari benteng yang pertama, sedikit lebih kebawah kita akan menjumpai benteng yang kedua. Benteng yang kedua ini bentuknya sama persis dengan salah satu benteng di Pasirkolecer, hanya bedanya ada sebuah titian anak tangga untuk menuju ke bagian atas benteng atau ke atapnya. Tidak jauh dari benteng ini terdapat saluran air yang berbentuk mirip huruf U, menurut warga sekitar saluran air ini sebagian besarnya sudah tertimbun tanah, dan hal yang sama terjadi pada benteng ketiga seperti bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Benteng Pasirlaja, Benteng Ketiga

Melihat dari posisinya, benteng yang ketiga ini tepat berada dibawah benteng yang kedua tapi karena sebagian bangunan dari benteng ini telah tertimbun tanah kita hanya perlu berjalan beberapa meter saja untuk sampai ke benteng ketiga ini (tidak menurun). Sangat disayangkan kabarnya benteng ketiga ini tertimbun tanah kurang lebih 1,5 meter tingginya sehingga yang terlihat hanya bagian atasnya saja, sebuah pintu yang terdapat di benteng ketiga inipun jadi hanya tampak seperti sebuah jendela berukuran kecil saja seperti bisa dilihat pada foto diatas.

Dan yang lebih disayangkannya lagi, benteng ketiga ini sudah dikotori oleh ulah tangan-tangan jahil berupa coretan-coretan seperti bisa dilihat pada gambar diatas, sampai sekarang admin masih tak habis pikir, sebenarnya budaya coret-coret itu untuk apa? toh dengan mencoret-coret tak menjadikan sebuah objek menjadi lebih bagus atau lebih indah.

Ketika admin bertanya kenapa benteng yang ketiga ini bisa tertimbun tanah yang tingginya kurang lebih 1,5 meter kepada salah seorang penjaga benteng, admin mendapat jawaban kurang lebih begini ;

"Benteng ketiga di Benteng Pasirlaja ini tertimbun tanah dari tanah buangan hasil pembuatan jalan, jadi ketika dulu ada pembuatan jalan di desa ini, tanahnya dibuang di tempat benteng ketiga ini berada...katanya sih nanti tanah buangan tersebut akan digali dan dipindahkan lagi ketempat lain oleh pihak terkait untuk mengembalikan keadaan benteng seperti sediakala, namun sampai sekarang hal tersebut belum direalisasikan," sangat disayangkan.

Masih menurut sumber yang sama, untuk mengoptimalkan daya tarik benteng ini bisa dikatakan mudah namun tidak bisa mereka lakukan sendiri. Sejauh ini terlihat keadaan benteng dan sekitarnya sudah dirawat dengan baik dan tampak sangat bersih, hanya untuk memindahkan tanah buangan tersebut perlu tenaga lebih dan mungkin alat-alat berat yang tidak dimiliki oleh warga sekitar atau warga yang merawat benteng ini. Kalau tanahnya sudah bisa dipindahkan, mungkin ceritanya akan lain, begitu katanya.

Gunung Tampomas, Dilihat dari Desa Sukajaya

Benteng ini memiliki beberapa fungsi bagi militer Belanda di masa lampau, selain untuk tempat peristirahatan para perwira, ketiga benteng ini juga dijadikan tempat penyimpanan senjata, dan karena letaknya yang berada di ketinggian, Benteng Pasirkolecer ini juga berfungsi sebagai benteng pengintaian.

Dari Benteng Pasirlaja ini, kota Sumedang bisa dilihat dengan jelas dikejauhan seperti bisa dilihat pada gambar diatas, dengan benteng pengintai ini Belanda bisa mengawasi gerak-gerik di kota Sumedang tempo dulu, jika ada yang mencurigakan maka mereka bisa langsung bergerak. Dari tempat ini pemandangan seputaran kota Sumedaang terlihat sangat jelas, Gunung Tampomas pun tampak berdiri dengan kokoh bak benteng alam yang menaungi kota Sumedang

Untuk menuju benteng ini sama jalurnya dengan menuju Benteng Pasirkolecer, yaitu dari arah alun-alun Sumedang dilanjutkan ke arah jalan Cut Nyak Dien tempat dimana Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien dimakamkan, dari Makam Cut Nyak Dien kita tinggal lurus mengikuti jalur lalu belok mengikuti jalan menuju tempat wisata kampung Toga dan terus dilanjut sampai gapura memasuki Desa Sukajaya. Hanya bedanya setelah sampai ditempat benteng Pasirkolecer, perjalanan masih harus terus dilanjut sampai kira-kira setengah kilometeran lagi, jika kita terus mengikuti jalan maka nantinya akan tiba atau melewati sebuah lapangan bola didekat lapangan bola itu lah Benteng Pasirlaja ini berada. Semoga bermanfaat.

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Menapaki Jejak Sejarah di Benteng Pasirlaja, Gunung Gadung" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2014/03/menapaki-jejak-sejarah-di-benteng_21.html"

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar