Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Sumpah Pemuda, dan Realita Anak Bangsa


Markas Persatuan Aksi Pelajar Indonesia

SOEMPAH PEMOEDA

Pertama :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Teks Sumpah Pemuda dalam ejaan gaya lama diatas merupakan bukti kebulatan tekad putra dan putri Indonesia untuk bersama-sama menjalin persatuan dan kesatuan, demi terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Apa sobat ada yang hafal teks nya? atau sila-sila dari Pancasila, hapal atau tidak? Lagu kebangsaan Indonesia Raya? jika misalkan tidak hapal, mari kita hapalkan bersama-sama, bukan apa-apa, nyatanya sekarang ini banyak yang tidak hapal Pancasila dan lagu kebangsaan, apalagi Sumpah Pemuda dan lain-lain. Bahkan mungkin, salah satu dari mereka yang tidak hapal itu adalah kita sendiri.

Secara tersirat maupun tersurat, teks diatas menjadi bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober lah bangsa Indonesia dilahirkan, apa sobat setuju? tapi, kenapa di lagu 17 Agustus ada lirik yang berbunyi "hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia, merdeka !! sekali merdeka tetap merdeka....". Penggalan lirik lagu 17 agustus itu seperti mengingkari eksistensi sumpah pemuda, dan admin yakin banyak diantara kita yang tidak menyadarinya, tapi entahlah, itu cuma opini dan pemikiran admmin saja, hanya merasa sayang kalau dua hal yang sama-sama menghembuskan semangat kemerdekaan malah seperti saling mengingkari satu dengan lainnya, tidak selaras.

Teks Sumpah Pemuda diatas dibacakan pada waktu Kongres Pemuda yang diadakan di Jakarta pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 dimana Panitia kongresnya terdiri dari :
- Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
- Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
- Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
- Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
- Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
- Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
- Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
(Sumber : sumpahpemuda.org) 

Kita tahu. bahwa kemerdekaan Indonesia diraih bukan hanya dengan perjuangan fisik semata, tapi juga tentunya melalui perjuangan pemikiran, para pejuang model ini lahir tidak terlepas dari politik etis atau politik balas budi yang melahirkan kaum-kaum terpelajar di tanah air pada waktu itu. Kaum terpelajar inilah yang pada akhirnya menjadi aktor utama penggerak seluruh elemen bangsa dengan membakar semangat mereka untuk meraih kemerdekaan melalui banyak cara, salah satu caranya dengan mengobarkan semangat persatuan di seluruh penjuru bangsa, dan juga membuat kelompok-kelompok diskusi yang berujung pada lahirnya kelompok kelompok yang intens membahas perkembangan politik di tanah air.

Para pemikir ini juga membuat perjuangan fisik yang dilakukan menjadi semakin efisien, mereka melakukan lompatan besar soal perlawanan, jika di jaman sebelumnya perjuangan merebut kemerdekaan selalu identik dengan melawan penjajah menggunakan bambu runcing, maka dijaman mereka, perjuangan secara fisik ini dilakukan dengan melakukan berbagai pergerakan yang terorganisir lewat organisasinya.

Setelah lahir organisasi-organisasi yang dibangun kaum Intelektual-lah perjuangan merebut kemerdekaan yang telah lama dirintis mulai menemui titik terang untuk bisa diraih, dimana pemikiran-pemikiran yang diaplikasikan melalui penggalangan kekuatan dan persatuan menjadi modal utamanya. Kita tahu dulu ada Boedi Utomo (20 Mei 1908), Indische Partij (25 Desember 1912), Indische Social Democratische Vereeniging/ISDV (asal mula PKI, 1914), Indische Vereeninging (1908), kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging dan terakhir berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (1925) yang berfungsi sebagai wadah diskusi dan menuangkan pemikiran-pemikiran demi perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia.

Kehadiran Boedi Utomo, Indische Vereeninging, dan lain-lain pada masa itu merupakan suatu episode sejarah Indonesia yang ditandai oleh munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai penggerak dan aktor utamanya. Walaupun berbeda kelompok, tapi mereka mempunyai misi yang sama yaitu menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia, untuk memperoleh kemerdekaan dan membebaskan diri dari penindasan kolonialisme. Di Kabupaten Sumedang sendiri, ada tempat-tempat yang dijadikan markas pergerakan kaum intelektual tersebut, salah satunya adalah tempat yang pernah dijadikan Markas Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia Zainal Zakse, bertempat di dekat kantor Disperindag Kabupaten Sumedang.

Kembali lagi kepada Sumpah Pemuda, mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, apakah semangat dari Sumpah Pemuda yang tertuang dalam 3 point di atas sudah ada pada diri kita? karena sangat ironis bahkan mungkin bisa dibilang tragis, jika kita hidup dan berpijak di tanah yang bernama Indonesia, makan minum dan berpakaian dari hasil bumi Indonesia, tapi ternyata bahkan kita tak hapal lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Sebenarnya begitu banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk membuktikan bahwa kita cinta tanah air Indonesia ini, misal dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan tidak merusak alam sekitar kita, cukup sederhana, bukan?

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Sumpah Pemuda, dan Realita Anak Bangsa" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2013/10/sumpah-pemuda-dan-realita-anak-bangsa.html "

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar