Skip to main content
Insomnia Notes

follow us

Monumen Lingga


Monumen Lingga

Sejenak memandangi Lingga menjelang senja, saat lelah mulai melanda jiwa (halah). Dulu mungkin hampir setiap hari admin melihat Monumen Lingga yang ada di alun-alun Sumedang ini, hal tersebut menjadikannya terasa biasa baik dilihat dari segi bentuk, suasana sekeliling dan lainnya. Namun seiring berlalunya waktu, bertambah padatnya kesibukan, serta berpindah-pindahnya tempat kerja bahkan sampai keluar pulau, membuat admin cukup lama tidak melihat monumen ini, dan dikali pertama admin melihatnya kembali, admin rasa ada yang berbeda, ketika memandangnya secara seksama, admin rasa monumen ini mempunyai keunikan tersendiri.

Monumen ini menjadi Landmark Kabupaten Sumedang, Monumen Lingga namanya, ia terdapat di tengah-tengah alun-alun Sumedang. Orang Sumedang pada umumnya pasti sudah familiar dengan tugu monumen ini, salah satu Landmark Kabupaten Sumedang yang dijadikan lambang daerah ini merupakan tugu peringatan atas jasa-jasa Pangeran Soeriaatmadja dalam mengembangkan Kabupaten Sumedang di masa lalu, ia dibangun pada tahun 1922 dan diresmikan oleh Gubernur Jendral Dir Fock.

Jasa-jasa Pangeran Soeriaatmadja tersebut antara lain di bidang keagamaam, sosial, dan pendidikan. Pangeran Soeriaatmadja sendiri mempunyai sebutan lain yaitu Pangeran Mekah karena beliau meninggal di kota Mekah saat sedang menunaikan ibadah haji.

Monumen Lingga ini mempunyai empat sisi dan kubah diatasnya, di setiap sisinya terdapat inskripsi atau ukiran tulisan, pada sisi barat terdapat inskripsi berhuruf cacarakan (huruf jawa), pada sisi utara terdapat inskripsi berhuruf latin berbahasa melayu, di sisi sebelah timur juga terdapat inskripsi berhuruf cacarakan, dan yang terakhir pada sisi bagian selatan terdapat inskripsi berhuruf latin dengan menggunakan bahasa sunda.

Suasana Peresmian Monumen Lingga
Oleh Gubernur Jendral Dir Fock

Di Sumedang tempo dulu, Monumen Lingga ini memiliki nilai kesakralan tersendiri dimana ia dianggap sebagai sebuah peninggalan sejarah, yang tentu perlu dijaga dengan baik dan bahkan adab ketika berperilaku disekitarnya pun ikut dijaga, karena Lingga ini merupakan sebuah penghargaan bagi sosok pemimpin yang rakyat Sumedang hormati kala itu yaitu Pangeran Soeriaatmadja. Apalagi, dulu berbagai pusaka Sumedang pun kabarnya disimpan di dalam Monumen Lingga ini, hal tersebut membuat Lingga dipandang bukan hanya sebagai seonggok batu berbentuk semata, tetapi tentunya lebih dari itu.

Namun sekarang, seiring berputarnya roda waktu membuat hal tersebut juga ikut berubah. Sekarang sudah tidak aneh lagi jika disekitar Monumen Lingga ini dijadikan tempat melakukan sesuatu yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan pembelajaran sejarah dan yang sejenisnya. Mungkin hal-hal tersebut tidak perlu admin sebutkan satu persatu, karena kita juga sudah sama-sama tahu akan jadi apa biasanya sebuah alun-alun atau pusat keramaian, apalagi di hari sabtu dan minggu. Tapi tentunya hal tersebut bukan berarti tanpa perbaikan dan penertiban yang harus terus kita apresiasi. Mudah-mudahan saja kedepannya suasana sekitar dan "sima"nya Lingga ini bisa dikembalikan seperti dulu, seperti zaman dimana masyarakat masih benar-benar mencintai pemimpinnya sehingga menghargai dan menghormati sekecil apapun peninggalannya.

Note : Di domain blog saya yang sebelumnya (www.wewengkonsumedang.com), artikel ini diterbitkan dengan judul "Monumen Lingga" dengan link sebagai berikut ; "http://www.wewengkonsumedang.com/2013/09/monumen-lingga.html"

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar